Chicago Amnesia adalah istilah polisi untuk menggambarkan keengganan saksi dalam memberikan kesaksian melawan kejahatan terorganisir seperti mafia. Praktek ini mulai dikenal pada tahun 1920, saat itu kopolisian kota Chicago mengungkapkan bahwa adanya ketakutan para untuk bersaksi melawan para anggota mafia yang terlibat kejahatan. Intimidasi dilakukan kepada saksi maupun keluarganya sehingga menarik kesaksiannya terhadap para mafia. Bahkan saksi mata yang melihat langsung tindak kejahatan, ketika diminta untuk bersaksi mereka seakan-akan terkena penyakit lupa ingatan atau Amnesia. Banyak kasus kejahatan yang terjadi di Chicago saat itu tidak mampu diungkap oleh aparat penegak hukum karena tidak adanya saksi yang mau melawan para mafia akibat intimidasi dan ancaman yang mereka terima.
Sicilian Flu adalah ejekan para agen FBI kepada para mafia yang mengaku sakit saat akan ditangkap atau menghadapi investigasi atau saat menghadapi sidang pengadilan. Sakit yang dialami para Mafioso bervariasi mulai dari terkena serangan jantung sampai flu biasa. Dengan alasan sakit maka aparat penegak hukum menunda proses hukum dan bahkan berdasarkan cerita para agen FBI, seorang Don mafia menolak untuk diambil sidik jarinya karena sakit flu. Untuk sementara sang Don Mafia pun selamat. Namun waktu penundaan itu justru memberikan kesempatan bagi para para bos mafia untuk menyusun stategi baru dalam menghadapi aparat penegak hukum.
Kedua trik mafia, Chicago Amnesia dan Sicilian Flu sering muncul di panggung politik tanah air. Chicago Amnesia tidak begitu terlihat mencolok namun dibeberapa kasus korupsi dan konspirasi politik, indikasi tersebut ada. Yang lebih mencolok dan sangat jelas terlihat adalah trik Sicilian flu. Mulai dari mantan presiden Soeharto sampai kasus penyuapan terhadap beberapa anggota DPR. Dalam kasus terakhir sang pengantar uang dikhabarkan sakit dan tidak bisa memberikan kesaksiannya sampai dengan saat ini. Dalam panggung politik Indonesia dengan jurus Sicilian flu maka akan mendatangkan efek Amnesia kepada masyarakat, karena dalam beberapa waktu ke depan akan muncul kasus lain yang lebih besar dan menutupi kasus terdahulu.
Aneh memang politisi kita, meski lulusan universitas ternama, mengaku berbudi dan beriman namun tetap saja ajaran Mafia yang dipakai.