Reaksi Terhadap Pelaku Perbuatan Asusila di Kantor


Reaksi yang muncul beragam, mulai dari sumpah serapah sampai hanya sekedar penyesalan ketika tahu bahwa dua orang teman sekantor tertangkap tangan melakukan tindakan asusila di tempat kantor dan sewaktu jam kerja.

Dua orang rekan kerja berbeda jenis kelamin, satu pria satu wanita, diketahui petugas keamanan berada dalam toilet wanita untuk masa waktu yang tidak normal, menurut keterangan pak satpam, mereka sudah mengamati sejak lama lewat layar monitor CCTV depan pintu toilet itu sebelum mengambil keputusan untuk mengakhiri adegan berjudul  �2 jam bersama dalam toilet�. 

Yang menarik adalah reaksi terhadap skandal asusila itu, amat sangat beragam, penuh pro dan kontra, keras menghukum tanpa ampun, penuh nasehat tapi juga penuh pengertian.
                                                              
 Seorang ibu yang berasal dari keluarga dengan latar belakang militer memberikan komentar yang sangat keras dengan mengatakan bahwa para pelaku harus dihukum seberat mungkin dan tidak pantas untuk menginjakkan kaki  di kantor lagi. Ia menambahkan, kedua orang itu sudah dikuasai oleh setan dan keduanya harus segera menjauh sebelum  setan di tubuh mereka menggoda dan mendatangkan malapetaka bagi penghuni kantor yang lain. Kekesalannya pada para pelaku masih tergambar pada nada bicaranya bahkan sampai 7 hari berselang sejak peristiwa itu terjadi.

Salah seorang teman yang orang tuanya pensiunan BUMN, menjabarkan reaksinya dengan sangat bijaksana, bahwa peristiwa asusila itu seharusnya menjadi bahan instrospeksi  dan anggap itu teguran bagi diri kita sendiri. Siapa saja, termasuk yang selalu mencacimaki kedua pelaku, memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk mengulangi perbuatan kedua orang itu jika tidak segera bertobat atas dosa-dosa yang sebelumnya pernah kita buat.  

Tidak kalah bijaknya dengan teman di atas, seorang teman yang bapaknya guru mengatakan sebaiknya kita tidak menghakimi kedua pelaku tersebut dengan tidak terus menerus memandang rendah mereka. Semua orang pernah berbuat salah tapi tidak semua orang selalu bisa memaafkan kesalahan orang lain. Momen ini seharusnya dijadikan pembelajaran untuk mendewasakan bagi diri sendiri dan orang lain.

Seorang teman yang berasal dari latar belakang keluarga pengusaha dan aktif di sebuah ormas mengatakan bahwa kesalahan terbesar kedua orang itu adalah telah menarik orang lain ikut bersalah karena reaksi negatif mereka terhadap kejadian itu. Dan keduanya harus meminta maaf kepada semua

Ada baiknya memahami latar belakang orang supaya kita bisa mengerti mengapa begitu komentar dan reaksi orang itu terhadap sebuah persoalan khususnya soal tindak asusila, keras, bijaksana, mendidik atau menghakimi.