Sabar! Pejalan Kaki, Lampu Hijau Bukan Untuk Menyebrang.


Ketika lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, semua kendaraan di depannya secara yakin dan pasti bergerak melewati rambu itu. Namun ada hal lain yang mengkhawatirkan ketika di saat yang sama pengguna jalan raya lainnya yaitu para pejalan kaki merasa bahwa warna hijau itu hanya berlaku bagi kendaraan saja dan tidak sama sekali bagi pejalan kaki. 

Pemandangan mencemaskan muncul di depan mata, saat kendaraan berpacu melewati lampu hijau, para pejalan kaki pun tidak sabar menyebrangi jalan, memotong arah kendaraan, persis depan rambu lalu lintas yang sedang menyala hijau.

Mencemaskan, selain tingkat kesadaran yang kurang akan bahaya tertabrak, prilaku ini juga mencerminkan rendahnya kesabaran dan disiplin dalam mentaati peraturan sederhana yang mudah untuk dipatuhi.  Kesabaran yang dibutuhkan, yang dituntut dari pejalan kaki bukan berjam-jam tapi cuma berkisar  antara 1 sampai 2 menit saja tidak lebih. Luar biasa, waktu 2 menit menunggu berani ditukar dengan keselamatan diri dan orang lain, masa depan keluarga mereka dan bahkan masa depan pengendara yang lewat. 

Pengendara seperti tidak mau ambil resiko ketika dihadapkan pada situasi ini, lebih baik mengalah daripada menemui nasib sial, akibat kecerobohan orang lain. Mengurangi laju kendaraan dan memberi kesempatan bagi pejalan kaki untuk lewat adalah satu-satunya pilihan yang harus diambil.

Satu dua orang nekat, memberikan inspirasi bagi lainnya untuk ikut-ikutan nekat dan semakin banyak waktu terbuang serta sedikit saja kendaraan yang lewat karena terbatasnya waktu, menyisakan antrian panjang kendaraan yang tertahan oleh lampu warna merah. Ini juga bisa jadi penyebab kemacetan, kurangnya disiplin para pejalan kaki. 

Hal konyol  yang mungkin tidak terpikirkan oleh penjalan kaki nekat adalah jika terjadi musibah tabrakan, siapa yang mesti disalahkan dan seperti apa proses hukumnya. Sang pengedara, pastilah berada sisi yang paling disalahkan pada peristiwa itu. Ia harus menanggung biaya pengobatan, harus dihadapkan pada proses hukum. Semua  akibat ulah konyol orang-orang pendek pikiran, tidak sabaran, rendah kesadaran akan keselamatan diri dan orang lain. 

Ada baiknya setiap hari kita meluangkan waktu  dengan berhenti beraktivitas sementara waktu, 1 sampai 5 menit tenang menarik napas panjang dan bersantai sejenak, tanpa merasa dikejar-kejar oleh waktu dan target pekerjaan. Dengan begitu maka tentunya kita pasti bisa bersabar menunggu, dan kesabaran kita yang meski hanya sebentar,  tapi telah memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi diri dan orang lain.