Sertifikasi CCNA, Tanpa Kursus dan Learning Center sama dengan Kerja Keras


 Persiapan untuk mendapatkan sertifikat seperti CCNA, bisa ditempuh dengan berbagai macam cara. Lembaga kursus dan Learning center memberikan arahan dan panduan yang baik kepada para calon pemegang CCNA agar selalu fokus berada dijalur yang benar.

Cara lazim ini sepertinya banyak sekali diminati terutama bagi mereka yang bermodal lebih dan
tidak mau ambil resiko gagal. Biaya kursus yang mahal  ( 9 juta rupiah)  ditambah dengan waktu yang tersita dan biaya perjalan selama pelatihan serta biaya lainnya diluar itu mungkin adalah harga yang terbilang sangat mahal bagi yang bermodal pas-pasan.


Modal kecil, bisa!!  tapi butuh inisiatif lebih, determinasi kuat, disiplin diri yang extra. Saya membuktikannya secara pribadi ketika pertama kali bertekad untuk mencatatkan nama disebuah kertas berjudul CCNA, butuh waktu sekitar 6 bulan sampai benar-benar mewujudkannya, tanpa harus tiap sabtu berkunjung ke tempat kursus atau learning center.

Alasan untuk belajar sendiri adalah lebih karena faktor biaya dan banyaknya waktu yang tersita. Selain itu adanya internet merupakan faktor lain yang membulatkan tekad itu.

Belajar saya sempatkan hampir tiap hari kecuali sabtu atau minggu. Hari-hari dikantor atau didalam perjalanan selalu saya sempatkan untuk membaca buku-buku panduan tentang sertifikasi Cisco 640-802 CCNA. Setiap hari selama hampir lima bulan sampai semua bagian detail tersimpan dalam ingatan.

Awal memulai adalah bagian yang sulit terutama karena semua buku tertulis dalam bahasa Inggris. Saya tidak pernah membaca buku referensi berbahasa Indonesia dengan alasan hal itu sama artinya dengan saya harus melakukan dua kali pekerjaan mengingat ujian sertifikasi dilangsungkan dalam bahasa Inggris.

Setiap kali terasa jenuh, selalu saya kuatkan untuk tidak menyerah. Kegiatan on line seperti browsing dan sebagainnya di-stop.
Langganan bulanan internet saya hentikan sampai saat mendekati ujian, saya kembali berlangganan internet dan itupun sekedar untuk mencari tahu soal-soal dan berita terbaru tentang sertifikasi CCNA.

Setelah mempelajari dan menguasai contoh-contoh soal dari internet, tantangan berikutnya kembali muncul. Rasa kurang percaya diri dan anjuran teman-teman agar lebih baik mengambil kelas di learning center, kembali menggoyahkan semangat baja yang ada.

Tidak! Show must go on.

Selanjutnya saya langsung menghubungi sebuah traning/learning center dekat kantor dan menanyakan apakah mereka menyelenggarakan ujian CCNA. Jawabannya: YA.
Setelah menetapkan tangal dan membayar biaya ujian. Saya mengambil waktu ujian di hari senin dengan alasan sabtu dan minggu saya punya banyak waktu untuk persiapan tanpa terganggu oleh pekerjaan dan aktivitas kantor, pada sabtu dan minggu di siang hari anak dan istri saya ungsikan sementara ke rumah mertua biar kondisi rumah lebih tenang.

Hari senin saya putuskan untuk cuti kerja dan berterus terang kepada atasan alasan saya mengambil cuti.

Semuanya berjalan lancar sampai tiba saat ujian dan syukur puji Tuhan, saya lulus dengan hasil memuaskan, nilai score 986 dari total 1000.

CCNA sendiri bukan sertifikasi yang mudah, pemahaman yang kuat terhadap konsep network OSI layer, Cisco networking, peralatan Cisco, IP addressing, karakteristik dari routing protocol, konsep dasar WAN dan wireless adalah kunci sukses. Untuk masalah simulasi dan bagaimana merasakan sensasi konfigur peralatan Cisco ( Router dan Switch ), cukup dengan menggunakan program-program simulasi yang didapat dari internet.

Tidak ada yang lebih membanggakan dan melegakan ketika status  meningkat dari calon pemegang sertifikat CCNA menjadi pemgegang CCNA, dengan modal dan biaya yang jauh lebih murah dibanding biaya lewat jalur lazim seperti kursus learning center.

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran terhadap jalur mana yang terbaik untuk mewujudkan mimpi anda untuk diakui oleh Cisco, layak memegang CCNA.