IT Support, For The First Time

Jelas dalam ingatan waktu pertama kali menjadi IT support, dengan bekal pengalaman 3 hari, itupun hasil tanya jawab dengan teman kantor yang lebih senior; hari ke 4 langsung disuruh terjun ke customer dengan supervisi dari si bos. Hasilnya: sepanjang hari, kerja diiringi omelan dan ceramah.

Omelan dan nasehat, pada waktu itu, sangat lumayan untuk bulatkan tekad meraih satu kata, Resign!!. Tapi nanti dulu, pas dalam perjalanan pulang saya ingat kalau dekat rumah ada warnet kecil yang sepi pengunjung.

Malam itu juga, training network fundamental pun berlangsung di warnet sepi itu. Pesertanya cuma satu orang, tanpa pengajar. Berbagai jurus yang siangnya bikin grogi, kembali saya ulang dan review. Penjelasannya langsung bisa didapat lewat browsing. Mungkin karena sepi pengunjung, segala fitur dan kemampuan administrator windows tidak diproteksi; mulai dari command ipconfig/all, ping, tracert, dan arp. Satu lagi yang sangat penting bisa saya praktekan di warnet malam itu adalah mapping tools. 

Berbekal ping dan ip komputer, saya bisa tahu ip komputer lain, caranya dengan melakukan ping satu persatu ke ip yang dekat dengan ip komputer saya. Dari pelajaran dan praktek mapping tools, saya dapat bonus; ternyata dikomputer-komputer sebelah banyak file yang lumayan untuk tidak di-copy. Mantaplah

Setelah 2 jam belajar teori dan praktek, saya kembali ke rumah dan tidur dengan nyenyak. Paginya, dengan semangat dan rasa percaya diri yang tinggi, saya kembali ke kantor. Kali ini terasa lebih siap, tidak ada lagi perasaan takut dan was-was.

Hari itu, ujian pertamanya adalah mengupdate antivirus secara offline. Notebook dijadikan sebagai file server, pc-pc user bertindak sebagai client. Hasilnya: LULUS. No Problemo.

Sepertinya ada yang beda, waktu di warnet, untuk tahu ip pc-pc tetangga mesti di ping satu-satu. Sekarang kok langsung-langsung saja. Ada rekan yang tidak perlu ip, cukup tahu nama komputer bisa langsung mapping folder dan copy file. Kali ini, teman yang sudah senior mengungkap rahasianya. Kita pakai saja software untuk menscan semua ip komputer yang ada di LAN, dan syukur  kalau dapat  nama komputernya.  Jauh lebih baik.

Apaaa!! Nama komputer?
Maksudnya cukup dengan nama komputer saja kita bisa mengakses komputer tersebut? Yang benar? Masa bodohlah!! Yang penting hari ini tugas saya selesai. Mau pakai IP atau nama sama saja, yang terpenting adalah mission accomplished.

Kata si senior, banyak ilmu yang harus dipelajari,bro. Kalau kamu memang mau jadi IT support mesti banyak belajar teori sama praktek. Untuk yang baru mulai harus paham mengenai ip address, teori network, arti dari setiap command untuk cek jaringan lokal, juga teknik-tenik sederhana seperti mapping folder dan sebagainya. 
Iye-iye, tapi sekarang saya mau pulang dulu.