10 Gunung Berapi Aktif di Indonesia

Efek dari letusan gunung berapi adalah debu vulkanik yang menutupi udara sampai dengan ketinggian dan jangkauan yang luas seperti halnya yang terjadi di Eropa saat ini. Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif yang siap meletus kapan saja dan tentunya akan berdampak sama seperti yang melanda sebagian besar Eropa.

Salah satu dampaknya sudah kita sama-sama tahu bahwa penerbangan ke wilayah yang tertutup debu vulkanik akibat letusan gunung berapi ditutup dengan alasan keselamatan. Bisa dibayangkan seandainya kejadian itu melanda negara kita yang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Berikut adalah 10 gunung berapi aktif yang tersebar di dari wilayah barat sampai timur Indonesia, lengkap dengan letak serta status terakhir gunung tersebut.


10. Gunung Kaba
Secara administratif G. Kaba berada dalam wilayah Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Posisi geografi puncak G. Kaba berada pada 102�07' BT dan 3�31' LS dengan ketinggian 1.952 m dpl.
Letusan terakhir terjadi 26 Maret 1952 pukul 10:00 WIB terlihat tiang abu letusan dan terdengar suara gemuruh. Pada awal Juni 2000 terjadi peningkatan kegiatan kegempan di gunung Kaba, yang dipicu oleh gempa Tektonik Bengkulu berkekuatan 7.8 skala Richter pada 4 Juni 2000 disertai gempa-gempa susulan yang dapat dirasakan di kawasan gunung Kaba, namun peningkatan tersebut tidak diikuti oleh terjadinya letusan.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, status terakhir gunung ini adalah �WASPADA" (Level II) terhitung tanggal 20 Oktober 2009 pukul 14:00 WIB, dari status sebelumnya yaitu "NORMAL" (Level I).



9. Gunung Rinjani
Gunung Rinjani merupakan gunungapi aktif tipe A, secara administratif terletak di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dan secara geografis pada 08� 25' Lintang Selatan dan 116� 28' Bujur Timur.
Di dalam Kaldera G. Rinjani terdapat danau yang disebut Segara Anak, dua kerucut gunung Barujari atau gunung. Tenga dengan ketinggian 2376 m dan gunung Mas atau gunung Rombongan dengan ketinggian 2110 m dpl.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dari tanggal 7 Mei 2009, hingga 16 Juni 2009 pukul 00.00 WITA status kegiatan G. Rinjani masih tetap "Waspada" (Level II).



8. Gunung Karangetan
Gunung berapi Karangetang dengan ketinggian 1827 m. dpl merupakan sebuah pulau gunung api yang berada di pulau Siau dengan jarak sekitar 146 km dari kota Manado, termasuk kedalam Kabupaten Sitaro (Provinsi Sulawesi Utara). Secara geografis gunung Karangetang terletak pada posisi 02�47� Lintang Utara dan 125�29� Bujur Timut.
Gunungapi tersebut dipantau secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi di Desa Salili. Sejak Juni 2009, status kegiatan G. Karangetang adalah �SIAGA� mengingat tingkat bahayanya masih tinggi terhadap masyarakat sekitar.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, maka sejak 12 Februari pukul 15:00 WIB, status kegiatan gunung Karangetang diturunkan dari SIAGA (Level III) menjadi WASPADA (Level II).



7. Gunung Kerinci
Gunung Kerinci secara geografis berada pada posisi 1�41,5' LS dan 101�16' BT, dengan tinggi puncaknya 3.800m dpl, secara administratif terletak dalam dua provinsi dan dua kabupaten, yaitu : Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci dan Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Solok.
Pada saat berstatus �Normal� gunung ini selalu mengeluarkan asap dari kawah, dengan warna putih tipis dan ketinggian kurang lebih 300 m dari puncak.
Sejak 9 September 2007 status kegiatan G. Kerinci dinaikkan menjadi �Waspada� (Level II) karena asap hitam pekat teramati keluar dari kawah dengan ketinggian kurang lebih 800 m. Namun setelah itu ketinggian asap teramati menunjukan penurunan.
Meski demikian status kegiatan G. Kerinci masih dipertahankan pada level Waspada, karena ketinggian asap masih bervariasi.

6. Gunung Batur
Gunung Batur terletak di pulau Bali pada posisi geografis 08�14' 30� Lintang Selatan dan 115�22' 30� Bujur Timur . Secara administratif terletak pada desa Panelokan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Ketinggian G. Batur berada pada kurang lebih 1717 m di atas muka laut.
Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai tahun 1804 dan terakhir pada tanggal 7 Juli tahun 2000. Sejak tahun 1800 Gunungapi Batur telah meletus sekurang-kurangnya 28 kali kejadian dengan waktu istirahat antar periode letusan 1 s/d 39 tahun.
Letusan G. Batur umumnya bersifat efusif (leleran lava) dan strombolian. Karakteristik letusan terakhir pada 7 Juli 2000, memperlihatkan kejadian lontaran piroklastik berukuran abu, lapili dan bongkah tersebar pada radius � 100 m dari bibir kawah. Asap letusan mencapai tinggi � 300 m di atas bibir kawah. Aktifitas vulkanik Gunungapi Batur purna letusan Juli 2000 berupa kegiatan solfatara di dalam kawah-kawahnya.
Berdasarkan hasil analisis pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, maka terhitung tanggal 8 Nopember 2009 pukul 20:00 WITA status kegiatan G. Batur dinaikan dari �Normal� ke �Waspada�.


5. Gunung Egon
Gunung Egon berada dalam wilayah Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Puncak G. Egon ketinggiannya 1703 m terletak pada posisi geografi 08�40�00,000� LS dan 122�27�00,000� BT. Kota besar terdekat dari gunung ini adalah Kota Maumere yang merupakan ibu kota Kabupaten Sikka, sekitar 55 km di barat puncak Egon.
Berdasarkan hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral maka terhitung mulai tanggal 7 April 2010 pukul 15:00 WITA, status kegiatan Gunung Egon dinaikkan dari �Normal� (Level I) menjadi �Waspada� (Level II).


4. Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau terletak di Selat Sunda pada posisi geografis 6�06'05.8" Lintang Selatan dan 105�25'22.3" Bujur Timur. Secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Pemantauan Gunung Anak Krakatau dilakukan dari dua Pos PGA gunung Anak Krakatau di Hargo Pancuran, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dan Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Ketinggian puncak gunung pulau ini terus meningkat 7-9 meter tiap tahun.
Sejak 3 Juli 2008 G. Anak Krakatau berada dalam status �Waspada� (Level II). Pada 25 Maret 2009 kegiatan gunung api ini mengalami peningkatan yang signifikan, dengan tercatat 19 kali letusan. Aktifitas letusan terus berlanjut dan sejak tanggal 6 Mei 2009 status kegiatan dinaikkan dari �Waspada� (Level II) ke �Siaga� (Level III).


3. Gunung Merapi
Gunung api bertipe Strato dengan ketinggian 2.968 m dpl, 7�32'30" LS 110�26'30" BT, Secara administratif termasuk dalam Kabupaten Sleman Prop. DI. Yogyakarta, Kab. Magelang, Boyolali, Klaten Propinsi Jawa Tengah.
Letusan Gunung Merapi terakhir tercatat tanggal 8 Juni 2006 pada pukul 09:03 WIB disertai dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Semburan awam panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem Kabupaten Sleman.
Pada 8 Agustus 2006 status gunung Merapi dinyatakan WASPADA, Level II.



2. Gunung Talang
Gunung api bertipe Strato dengan ketinggian 2,597 m dpl, Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat, secara geografi terletak pada posisi 0�58'42,24" LS dan 100�40'46,19" BT.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral , maka sejak 17 Februari pukul 17:00 WIB, status kegiatan Gunung Talang diturunkan dari SIAGA (Level III) menjadi WASPADA (Level II).


1. Gunung Semeru
Lokasi Gunung Semeru secara administratif terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Secara geografis berada pada posisi 8� 06' 30'' Lintang Selatan dan 112� 55' Bujur Timur.
Puncak tertingginya dinamai Mahameru (+ 3676 m dpl) yang terletak di dinding kawah tua Gunung Semeru. Puncak Mahameru merupakan lokasi tertinggi di Pulau Jawa.
Data terakhir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa kegiatan Gunung Semeru mulai April 2009 hingga 1 Maret 2010, mengalami perubahan pola kegiatan letusan yang semula di dominasi oleh kejadian letusan abu menjadi dominan kegiatan hembusan asap dari Kawah Jonggring Saloko.
Berdasarkan analisis data visual dan kegempaan hingga tanggal 1 Maret 2010 pukul 19:00 WIB, status kegiatan G. Semeru masih tetap "Waspada" (Level II).