The Accidental Cannibals: Abu Kremasi dikira Tepung Makanan

Ini adalah legenda yang terjadi di Eropa di mana karena ketidaktahuan, abu hasil kremasi jenasah dikira bahan makanan. Kejadian tidak berhenti pada tingkat prasangka saja namun terus berlanjut sampai ke situasi yang sangat buruk. Mau tahu ceritanya?

Tidak lama setelah berakhirnya perang dunia kedua, hampir semua keluarga-keluarga di Eropa terlebih di negara-negara Eropa Timur, menerima paket kiriman dari Amerika Serikat. Ketika membuka paket tersebut terlihat sebuah guci tanpa label yang dalamnya berisi bubuk mirip tepung yang biasa dipakai untuk bahan makanan.

Karena tidak ada sedikit pun keterangan benda apa sebenarnya yang ada dalam guci tersebut maka sang penerima paket mulai mengira-ngira apa sebenarnya isi guci itu. Ada yang mengatakan bahwa tepung dalam guci itu adalah sejenis minuman instant dari Amerika. Kejadian selanjutnya adalah abu jenasah dimasukkan ke dalam air panas dan kemudian diminum. Selain ditambahkan dalam minuman, tepung dalam guci tak berlabel itu dijadikan sebagai bahan campuran untuk membuat roti dan kue.

Orang-orang mulai tersadar setelah beberapa waktu kemudian datang kiriman surat yang menerangkan apa sebenarnya isi guci tersebut. Namun karena surat ditulis dalam bahasa Inggris maka banyak keluarga, terutama yang berada di Eropa Timur, tidak langsung tersadar atas perbuatan mereka.

Konon khabarnya butuh waktu lama sampai ada yang menerjemahkan surat keterangan mengenai isi guci tersebut yang tidak lain adalah abu dari jenazah para imigran yang bermigrasi ke Amerika Serikat dan gugur dalam perang dunia ke dua dan meminta agar jasad mereka di kuburkan di kampung halaman.

Kejadian yang sama juga dialami oleh keluarga-keluarga di Inggris. Ketika menerima kiriman dari Australia, berupa tepung dalam guci maka tanpa pikir panjang isi guci langsung jadi bahan tambahan untuk puding Natal. Memang akhirnya datang juga surat keterangan, akan tetapi setengah dari isi guci sudah habis terpakai.

Sulit membayangkan reaksi orang-orang yang menyantap makanan dan minuman setelah tahu apa sebenarnya isi guci tersebut. Pelajaran dari cerita urban legend ini adalah mengajak orang untuk lebih bersabar dan selalu berpikir kritis.